


Saya sedang mengerjakan UPRAK MIPA tanggal 18 Januari 2025 berjudul “Penggunaan daun waru dan buah lerak sebagai pengganti deterjen”.
DAUN WARU
Tanaman waru (Hibiscus tiliaceus) adalah pohon tropis dari suku kapas-kapasan yang banyak ditemukan di daerah pesisir, seperti Pulau Jawa dan Bali. Pohon ini memiliki batang tegak dan bersisik yang membantunya bertahan dalam kondisi ekstrem, seperti angin kencang dan air asin. Waru dapat tumbuh di berbagai lingkungan, termasuk daerah kering dan curah hujan 800-2.000 mm, serta sering digunakan sebagai pohon peneduh karena akarnya tidak merusak jalan dan bangunan.
Daun waru berbentuk bulat dengan ujung meruncing dan memiliki permukaan bawah berambut serta berwarna abu-abu. Daunnya mudah gugur, tetapi memiliki berbagai manfaat, terutama karena kandungan saponin, flavonoid, dan tanin. Saponin berperan sebagai surfaktan alami dalam sabun dan deterjen, memiliki sifat anti-inflamasi, dan mampu mengemulsi minyak atau kotoran. Flavonoid merupakan antioksidan kuat yang membantu melindungi sel tubuh dari radikal bebas, menghambat pertumbuhan sel kanker, serta mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke. Sementara itu, tanin memiliki sifat antibakteri yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri.
Pohon lerak (Sapindus rarak) adalah tanaman dari suku Sapindaceae yang banyak tumbuh di Asia Tenggara, terutama di Madura dan Kediri, Jawa Timur. Lerak dapat tumbuh di berbagai kondisi iklim, dari dataran rendah hingga pegunungan. Buahnya dikenal sebagai “buah sabun” karena kandungan saponinnya yang tinggi, yang menghasilkan busa dan berfungsi sebagai pembersih alami, terutama untuk mencuci kain batik agar tetap awet dan tidak luntur.
BUAH LERAK
Lerak memiliki berbagai nama lokal, seperti kanikia di Minang, rerek di Sunda, dan lamuran di Palembang. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ujung runcing, berwarna hijau khas, dan memiliki tangkai pendek. Pohon lerak dapat tumbuh hingga 40 meter dengan batang berdiameter sekitar 1 meter. Bunga lerak tumbuh di ujung batang, berwarna putih kekuningan dalam jumlah banyak.
Bagian pohon lerak, seperti kulit buah, biji, batang, dan daun, mengandung saponin, flavonoid, tanin, serta alkaloid dan polifenol. Saponin berfungsi sebagai surfaktan alami yang mampu mengemulsi lemak dan kotoran, menggantikan deterjen berbahan kimia. Flavonoid berperan dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kain, sedangkan tanin membantu mengangkat kotoran dan minyak dari permukaan bahan. Alkaloid dalam lerak juga memiliki sifat antimikroba, sehingga menambah manfaat tanaman ini dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.