Filosofi Dibalik Keharmonisan Hiasan Kue Bulan
Penulis: Karen Evangeline Wahyudi/ XII MIPA 2/ 20/ 30017
Konsep yang kelompok kami ambil untuk tugas menghias kue kolaborasi TIK dan Mandarin kali ini adalah karakter Kelinci Giok dari legenda festival kue bulan. Festival Kue Bulan, atau Zhongqiu Jie, merupakan perayaan penting dalam budaya Tiongkok yang diadakan setiap tahun pada pertengahan musim gugur, tepatnya saat bulan purnama paling terang dan bulat. Festival ini tidak hanya merayakan keindahan bulan tetapi juga merefleksikan nilai-nilai kebersamaan, pengharapan, dan harmoni.
Pada intinya, festival ini mengandung makna dalam persatuan keluarga. Masyarakat berkumpul, menikmati kue bulan, dan menghabiskan waktu bersama, merayakan keutuhan dan kesejahteraan keluarga. Kue bulan melambangkan bulan yang bundar, simbol dari kebulatan, kebersamaan, dan keberuntungan. Dalam bentuknya yang bulat sempurna, kue bulan juga menjadi perwujudan dari harapan akan kehidupan yang lengkap dan bahagia.
Salah satu tokoh yang sangat terkenal dan terkait erat dengan Festival Kue Bulan adalah Kelinci Giok (玉兔/Yùtù), sosok kelinci mitologi yang dipercaya hidup di bulan dan menemani Dewi Bulan, Chang’e. Menurut legenda, Kelinci Giok menjadi simbol pengorbanan dan keikhlasan. Dalam kisahnya, kelinci menawarkan diri untuk menjadi makanan bagi seorang dewa yang tengah kelaparan, meskipun akhirnya dewa tersebut tersentuh dan menjadikannya peliharaan di bulan.
Makna Kelinci Giok dalam budaya ini adalah lambang dari kemurnian, kebaikan hati, serta ketulusan tanpa pamrih. Dalam konteks Festival Kue Bulan, kelinci ini menjadi simbol kebahagiaan yang melindungi keluarga dan membawa keberuntungan. Sosok kelinci juga kerap diasosiasikan dengan harapan panjang umur, kesehatan, serta rasa belas kasih yang tulus.
Terima Kasih